Perkembangan Kewirausahaan dari Home Industry di Bali (Edisi 1 Endek Sekar Jepun)


15 September 2016

Tenun Ikat dari Bali “Endek Sekar Jepun”, Peran PT. Telkom bersama Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) untuk Ekonomi Kreatif Provinsi Bali.

Menelusuri sisi kota Denpasar di hari Kamis 15 September 2016, bersama rekan rekan dosen Telkom University, dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah suatu pengalaman yang sanga20160915_152309t memberikan kesan yang bermanfaat. Kunjungan industri pada kegiatan kali ini di mulai pada sebuah sebuah UKM yang sudah berdiri lebih dari 30 tahun, semenjak era orde baru. Endek Sekar Jepun namanya.

Pelaku kewirausahaan ini bermula dari bisnis keluarga sejak 1985, sebagai home industri yang tata kelola tradisional dan kekeluargaan. Pemilik usaha tersebut bersama Ibu Etmy Kustiyah Sukarsa. Spesialisasi tenun ikat yang diproduksi adalah tradisional khas Bali yang dikelan dengan nama “endek”.

Usaha yang dijalani beliau mulai berkembang dengan pesat setelah menjadi PKBL PT. Telkom Indonesia semenjak tahun 2001. Upaya untuk mempertahankan kualitas dari produksi dipaparkan oleh beliau dalam kunjungan industri yang kami lakukan.

20160915_152534 20160915_152548 20160915_152556 20160915_152814 20160915_153119 20160915_153327

Beliau dengan beberapa orang karyawannya menjelaskan dengan rinci tahapan produksi yang harus dilalui sehingga menghasilkan sebuah produksi kain tenun ikat khas Bali yang sangat indah. Wajar saja kain tenun itu diberi lable harga yang sangat tinggi. Sebagai salah satu wujud penghargaan terhadap seni. Karena memang proses produksi sungguh sangat rumit dan membutuhkan ketelitian dan ketekunan. Proses produksi di mulai dari tread stretching (pempen benang), kemudian berlanjut dengan colouring (pewarnaan), designing (gambar), pengikatan berdasarkan motif kain hasil desain, dan kemudian pencelupan. Setelah selesai di celup dan di jemur, barulah di gulung dalam papan mesin tenun ikat. Proses tenun yang memakan waktu 1 hari, sungguh membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Tahapan produksi tersebut dilakukan dalam one stop service di ruang produksi yang mereka miliki.

Adapun bahan-bahan produksi yang digunakan untuk tenun ikat ini ada berbagai jenis, antara lain : pure cotton, mixed cotton dan sutra,  whole silk atau 100% sutra. Harga kain tenun ikat ini berkisar Rp 600.000 hingga Rp 8.000.000,-.

Besar harapan kami, suatu hari dapat berkunjung kembali dengan kegiatan yang lebih baik lagi dan juga memberikan manfaat bagi pengembangan bisnis UKM Endek Sekar Jepun di masa mendatang. Majunya industri rumahan di Indonesia tentunya tidak akan lepas dari peran kolaborasi hebat para akademisi, praktisi, pemerintah, BUMN dan para pelaku industri. Peran utama dari CDC Telkom dalam membina pelaku Industri kecil tersebut dengan memberikan bantuan permodalan, sarana dan pendampingan pengembangan kewirausahaan.

Foto dari kiri:

Osa Omar Sharif, Tri Djatmiko, Eka Yuliana, Ibu Etmy K. Sukarsa, Eka Witel Bali, Fetty Poerwitasary, Irni Yunita, Elvira Azis, Adhi Prasetyo, Refi Rifaldi, dan bapak – bapak dari Witel Bali Pak Deka dan Pak Fredi.


Leave a Reply